Thursday, December 31, 2009

PERANG SEMAKIN MEREBAK 2010?

Oleh: Ir.Trixi Damar Triadi, MM

Pada tahun 2000, ekonomi AS mengalami perlambatan yang susah diketahui penyebabnya, namun ditenggarai banyaknya perusahaan AS yang membuka pabriknya di negara-negara berkembang menjadi pemicu persoalan. Defisit perdagangan AS secara kontinyu terus meningkat, tanpa ada harapan ada pemulihan. Produk murah dari luar menjadi sumber konsumsi yang menarik bagi warga AS yang hampir 30%-nya mengalami obesitas karena hiper-konsumtif itu.
Perlahan tapi pasti, produktivitas ekonomi AS semakin menurun. Pasar uang dan saham yang tidak ada hubungannya dengan sector riil, instrument-instrumen derivative yang berbau judi, proses kapitalisasi financial yang semakin menggila, menjadi penggerak ekonomi AS yang semakin dominan. Wall Street menjadi sumber kekayaan bangsa AS, dengan berbagai banker dan pedagang saham menjadi kaya secara tidak proporsional karena proses-proses seperti “Leveraged Boy Out”, Merger dan akuisisi, Initial dan Secondary Public Offerings, dsb. Mereka membawa pulang bonus tahunan yang mencapai enam, tujuh, atau bahkan delapan digit US Dollar.
Selanjutnya, kekayaan ini sebagian besar dikonsumsi untuk membeli produk-produk murah buatan Cina dan Vietnam, diputar kembali dalam instrument investasi yang juga sejenis, dan hanya sebagian kecil sekali yang masuk sebagai sumber investasi di sector riil yang menyerap tenaga kerja, apalagi tenaga kerja lokal AS. Secara domestic, produksi ekonomi AS semakin dikuasai oleh kegiatan-kegiatan seperti ini.
Sementara itu, sumber produksi ekonomi yang riil semakin sedikit yang bertahan di AS. Persaingan bebas menyebabkan lebih banyak perusahaan yang menutup pabrik-pabriknya di AS dan merelokasi ke negara seperti Vietnam, Cina, Eropa Timur, dll. Berbagai kota industri yang dulu tumbuh berkembang karena industrialisasi di pedalaman AS, seperti Detroit, Michigan, telah terdegradasi menjadi kota kumuh penuh konflik antar geng sehingga dijadikan tema dalam film fiksi seperti “Robocop”.
Perlahan tapi pasti juga, berbagai instrument investasi tidak langsung ini semakin tidak menguntungkan. Semua orang seharusnya sadar bahwa instrument itu tidak memiliki “underlying asset” yang nyata, semuanya bergerak berdasarkan perbedaan asumsi antar investor yang disebabkan adanya “asymmetric information”. Kapitalisasi di Wall Street kebanyakan sudah mulai kehilangan pijakannya. Dan, investasi “bubble” ini perlahan sudah mencapai titik jenuh.
Kemudian babak baru tiba pada September 2001. WTC dihantam pesawat teroris. AS kini memiliki proyek baru, PERANG.
Perang yang dilakoni AS saat itu adalah perang yang sama sekali baru. Sebelumnya, perang lebih “padat karya” dengan kekuatan dihitung dari jumlah prajurit yang terlibat, sebagian besar infantry yang bertempur dengan tangannya sendiri, berdarah-darah di medan perang. Trauma perang Vietnam menyebabkan pengambil keputusan di Pentagon untuk memasukkan cara baru dalam perang, yakni perang “padat modal”. Pesawat nir-awak dengan rudal yang bernilai jutaan dollar menggantikan satu kompi pasukan darat, satu battalion infantry digantikan oleh cara-cara seperti Bantuan Udara langsung dengan bom-bom satelit seharga lima belas rumah, rudal jelajah Tomahawk yang bisa ditukar dengan puluhan ton gandum, dan system senjata seperti “predator” yang dikendalikan oleh awaknya di belahan bumi lain di AS sana.
Sasaran pertama AS adalah Afghanistan, negara malang yang telah lama dilupakan orang. AS menggebuk Afghanistan dengan senjata-senjata mahal yang didisain untuk membendung laju pasukan canggih Pakta Warsawa di medan Eropa. Rudal “Javelin” dan “Hellfire” yang dirancang untuk menghantam T-80 buatan Rusia digunakan untuk menghancurkan pick-up Toyota. Rudal yang digunakan harganya bisa dua atau bahkan sepuluh kali harga target yang dituju. Gubuk tanah yang mungkin dalam Rupiah masih dibawah sepuluh juta-an dihajar oleh rudal Tomahawk yang dirancang untuk menghantam Moscow dengan hulu ledak nuklir.
Semua kekonyolan ini sesungguhnya bukan tanpa alasan. Dalam menghantam Taliban dan Al-Qaeda, AS bisa saja menggunakan Aliansi Utara, mempersenjatainya dengan senjata yang “2nd grade”. Tapi, AS memilih untuk menggunakan senjata mereka yang paling baru. Kenapa? Karena alasan ekonomi tentunya. Diantara ekspor dari AS yang sedikit itu, ekspor senjata menempati posisi yang terhormat. Banyak negara yang menggantungkan militernya kepada senjata dari AS. Perang melawan terror merupakan sarana promosi gratis, disamping sebagai penyalur juga agar stock di militer AS bisa diisi ulang sehingga ekonomi domestic bisa kembali bergerak, walau hanya sedikit.Entah apa yang diharapkan AS dari avonturir militeristik ini. Untuk membiayai militernya yang rakus uang itu, AS semakin meningkatkan hutangnya ke luar negeri. Mungkin ini salah satu cara agar Dollar yang tertahan di luar negeri itu bisa kembali ke tanah Amerika. Tapi ternyata hutang ada biaya tambahannya, yang justru semakin meningkatkan defisit AS. Setelah tujuh tahun, semakin banyak Dollar dipegang oleh orang non-AS. Untuk meningkatkan persediaan uang di dalam negerinya, the Fed meningkatkan percetakan uang yang menyebabkan inflasi. Sedihnya, inflasi itu tidak dialami di AS, tapi di negara yang banyak mengekspor ke AS seperti China.
Sedangkan, karena serangan 9/11 itu, the Fed menurunkan suku bunga T-bond agar likiditas Dollar di AS bisa sedikit lenggang. Tapi, karena corak ekonominya yang kapitalistik itu, investasi malah meningkat bukan di AS tapi di negara lain seperti Cina. Pengangguran di AS tetap menjadi masalah. Sementara itu kalangan investor dan banker kebingungan karena uang yang mereka putar tidak menemukan instrument investasi yang cukup baik. Sebagian lari ke negara “emerging” seperti Indonesia, menjelaskan kenapa IHSG meningkat cukup dahsyat beberapa tahun terakhir ini, dan bursa komoditas, menjelaskan kenaikan harga komoditas seperti CPO, minyak bumi, emas, dll. Sebagian lagi masuk ke instrument “beresiko tinggi” seperti “Sub-prime Mortgage”.
Semuanya mulai bergelimpangan pada tahun 2007 akhir. Harga komoditas yang tinggi menyebabkan pertumbuhan ekonomi global semakin payah. Sementara itu, Sub-Prime Mortgage runtuh satu per-satu. Rontoknya berbagai pasar global dan dalam negeri menyebabkan pukulan yang telak bagi Dollar AS. Kini, the Fed berada dalam posisi yang sangat sulit. Dollar AS kini sebagian besar parkir di luar AS. Untuk menarik Dollar tersebut kembali ke AS, mereka harus menaikkan suku bunga T-bond. Tapi bila mereka menaikkannya, akan lebih banyak kerugian yang muncul akibat default di sub-prime mortgage. Bila T-bond rate diturunkan, lebih banyak Dollar AS yang keluar, sehingga meningkatkan supply Dollar. Akibatnya, nilai Dollar akan terdepresiasi. Masalah nilai Dollar ini juga lebih berat. Produksi di AS yang sedikit menyebabkan “underlying asset” dollar sesungguhnya kecil, jauh lebih kecil dari apa yang kini dipersepsikan banyak orang. Kegunaan Dollar kini lebih banyak sebagai alat tukar untuk perdagangan internasional. Bila perdagangan internasional ini tidak lagi menggunakan Dollar, maka nilai Dollar akan rontok, menukik. Rontok ini akan menyebabkan rush, yang menyebabkan adanya “panic selling” atas Dollar di pasar uang dunia, semakin menekan nilai Dollar. Akibatnya jelas, ekonomi AS akan hancur total.
Harapan terakhir AS adalah meyakinkan dunia bahwa ekonomi AS masih kuat. Kenyataan bahwa banyak Milyuner dunia yang menyimpan kekayaan mereka dalam Dollar juga cukup membantu. Mana ada milyuner yang ingin mendadak bangkrut?
Tapi kini, makin banyak kerugian akibat Sub Prime Mortgage yang muncul ke permukaan. Bangkrutnya investment banking besar Wall Street seperti Bear Stearns baru-baru ini hanya menambah daftar korban yang jatuh dalam krisis Mortgage ini. Para milyuner dunia juga perlahan mulai sadar, kalau Dollar tidak bisa lagi diandalkan. Dengan cara gerilya, mereka menukar simpanan harta mereka dari Dollar ke komoditas, saham, obligasi, dll. Hal ini menjelaskan kenaikan berbagai komoditas dan pasar saham di beberapa negara berkembang. AS masih beruntung, karena perdagangan internasional tampaknya belum beralih dalam penggunaan Dollar. Tapi yang menjadi pertanyaan, sampai kapan?
Menarik untuk berspekulasi, kalau AS akan menggunakan cara yang ia ketahui dalam mengatasi krisis ekonomi ini dalam menanggulangi permasalahannya, yakni perang. Dalam pemikirannya yang sempit dan horror ini, perang memenuhi dua macam kebutuhan. Pertama, meningkatkan konsumsi dalam negeri dalam hal ini produksi senjata yang “padat modal” sehingga bisa menggiatkan ekonominya yang lesu. Kedua, perang menghancurkan kemampuan ekonomi lawan sehingga menghilangkan pesaing serta meneguhkan dominasi yang sudah dimiliki AS sebelum ini.
Ekonomi AS memang akan runtuh, setidaknya ia tidak akan menjadi ekonomi terbesar di dunia lagi. Runtuhnya ekonomi ini tentunya akan membawa gejolak yang cukup parah di dalam negeri, tapi pada akhirnya dengan kebijaksanaan akan ditemui stabilitas baru sehingga permasalahan akan diatasi. Maukah AS menanggung kerusuhan di dalam negerinya? Relakah kelas penguasa di AS kehilangan kursi pijakannya dalam gejolak sosial yang mengiringi kontraksi ekonominya? Siapkah AS tidak lagi menjadi negara “superpower”, kehilangan kekuasaannya, kemudian melihat Cina dan India, atau negara Islam seperti Iran, menjadi superpower dunia baru? Kalau jawaban dari ketiga pertanyaan itu IYA, maka semua dalam skala global akan baik-baik saja. Dunia akan tetap damai. Kalau jawabannya TIDAK, maka bersiaplah menghadapi perang baru…

Penulis: Trixi Damartriadi

Penarikbeca, Jiwo Kelate dan Perakkite.

Maksud Hadis:-

Dari Muawiyah bin al-Hakam As-Sulami, ia berkata:
Ketika aku sedang shalat bersama Rasulullah saw. tiba-tiba ada seorang yang bersin, maka aku berkata, “Semoga Allah merahmati mu.”
Kemudian orang-orang memandangku. Aku berkata, “Celakalah Ibumu, kenapa kalian memandang ku?”
Mereka kemudian memukul-mukul paha mereka. Ketika aku melihat mereka, ternyata mereka sedang menyuruhku untuk diam, dan aku pun diam.
Ketika Rasulullah saw. selesai shalat; demi Bapak dan Ibuku, sungguh aku belum pernah melihat —sebelum dan sesudah kejadiaan itu-– seorang pengajar yang lebih baik pengajarannya dari pada beliau. Demi Allah, beliau tidak membenciku, tidak memukulku, dan tidak memarahiku.
Beliau bersabda, “Sesungguhnya dalam shalat ini tidak layak ada sedikitpun perkataan manusia. Shalat ini hanyalah untuk bertasbih,bertakbir, dan membaca al-Quran.”
Hadis Riwayat Muslim.

Maksud Al-Quran:-

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai- Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."
(Al-Mâidah: 54).

Tidak mungkin penarik beca (Abu Bakar Rashid), Jiwo Kelate (Wan Johari) dan Perakkite (tak ingat namanya) ingin memporak perandakan PAS dan perjuangan Islam yang mereka dokongi.

Adalah tidak manis perkataan yang agak keterlaluan dikeluarkan kepada mereka, walaupun kadang-kadang mereka juga dilihat agak keterlaluan (mungkin?) dalam penulisan.

Bagiku penulisan mereka terjadi begitu, bukan kerana apa...... tetapi ialah kerana sayangkan perjuangan Islam yang mereka dokongi. Samaada teguran itu kita anggap sebagai beruang sayangkan tuannya apabila melihat lalat hinggap dihidung tuannya yang sedang tidur dengan nyenyak, maka beruang itu kerana terlalu kesian kepada tuannya kerana diganggu lalat, lalu menampar lalat tersebut. lalat terbang... muka tuannya yang terkena tamparannya, sehingga menyebabkan terkejut dari dibuai mimpi yang indah dan kembali kealam realiti.

Adalah tidak patut, tuan yang cerdik itu menghambur caci nista kepada beruangnya, yang sudah semesti bodoh dari tuannya. Dan adalah tidak cerdik lagi jika tuannya bergusti dengan beruang itu yang sudah tentu tuan beruang akan kalah, kecuali mengambil senapang dan menembak tepat kejantung beruang tersebut. Namun adakah patut perbuatan hendak menyelamat tuan sendiri dibalas dengan hukum bunuh?.

Sesesungguhnya, kata-kata lebih tajam dan berbisa dari pedang yang tajam. Lebih-lebih lagi dari tuan yang dikasihi.

Peribahasa mengatakan,
1. "Mulut tempayan boleh ditutup, mulut manusia?..........."
2. "Menutup bangkai gajah dengan nyiru................"
3. "Tiada angin masakan pohon bergoyang............"
4. "Bila kentut bau taik"
5. "Sapa berak tengah jalan........... ooooooiiiiii!!!!!!" tak dak sapa mengaku............

Oleh itu buatlah beratus konvensyen blogger sekalipun, apabila kualiti kita sudah semakin luntur, mana mungkin blogger akan mengatakan kualiti kita baik.

Perbaikilah kualiti kepimpinan, insyaAllah tanpa disuruh, diarah, diajak, dipengaruhi, dipujuk, mereka akan mengangkat setinggi-tingginya.

Sesunguhnya hikmah yang paling besar mengapa Junjungan Mulia Muhammad saw hanya memerintah selama 10 tahun di Madinah.

Kepada Penarikbeca, Jiwo Kelate dan Perak Kite, ungkap mudah tapi payah untuk dipraktikan yang aku persembahkan kepada kamu ialah, "Sabar".

Bukan kamu-kamu sahaja yang pernah kena seperti itu, bahkan aku dan kawan seperjuangan seluruh PAS Kedah pernah di tuduh bodoh termasuklah Al-Marhum Ustaz Fadzil Nor, kerana hanya menang 1 kerusi (Bukit Raya) pada tahun 1990.

Ungkapan yang masih tergiang hingga sekarang dalam majlis ceramah Perasmian dihadapan puluhan ribu muslimin dan muslimat, di Memali ketika menyambut Hari Suhada Memali, aku jadi Setiausaha Dewan Pemuda PAS Negeri Kedah dan Setiausaha program masa tu. Haji Najib Fahmi dan Pak Cop Husin sudah tentu masih ingat.

Sudahlah kami menghadapi kesedihan dari 3 kerusi 1986 hanya tinggal satu kerusi, tiba dikatakan "Nak menang macam mana, dah bodoh!"

Kami telan perkara itu ketika itu, dan luah sesama kami selepas majlis.

Aku luah kepada kamu-kamu khusus sekarang untuk membuktikan bahawa perlu perkataan yang aku sebut di atas "SABAR!!!". Kerana ada sisi-sisi kebaikan lain yang banyak berbanding dengan lembutnya lidah untuk mengeluarkan kata yang lebih bisa dari sembilu.

Maaf, stop ............ isteri suruh beli nasi lemak, jam 7.45 pagi.

Tuesday, December 29, 2009

Maaf Terlupa Letak Tajuk............

Isi hati ku dan pemikiran ku, sama dan masih kekal sama sejak PAS belum berjaya memerintah sehinggalah PAS memerintah di Kelantan tahun 1990, selepas itu Terengganu 1999 dan 5 Negeri tahun 2008 bersama PKR dan DAP.

Rupa-rupanya bukan aku seorang, Husam Musa pun setelah aku baca postingnya yang terbaru, fikirannya masih sama ketika belum memerintah dan selepas memerintah. Cuma aku harapkan fikiran itu bukan kembali sama seperti dahulu setelah melihat hujung terowong semakin gelap di kehidupan dunia ini (sudah tentu tidak begitu bagi seorang pejuang Islam yang yakin dengan 'Maalikiyau Mid Deen').

Semoga pemuda dan pemudiku yang telah memegang jawatan hasil dari kemenangan kita dalam pilihanraya yang lalu akan terus sama berfikir dan bertindak seperti dahulu juga, seperti aku dan Husam. Dan ingatanku bukan berfikir dan bertindak seperti dahulu apabila buah yang diidam telah dirasa akan dihadiahkan kepada orang lain, atau buah yang diberi tidak mengikut selera kalian.

Ikuti tulisan beliau dibawah yang aku copy paste, jika tak mahu baca di sini boleh baca di laman beliau sendiri di sinun



Malaysia mungkin dikenakan sanction atas penjualan enjin pesawat secara gelap. Kesan kepada ekonomi dan negara kita secara keseluruhan tentu amat besar. Kenyataan Balasubraniam yang tersebar menerusi internet mengenai isu PM-Altantuya, amat menjejaskan dan belum nampak formula mengatasinya. Imej Kerajaan kita terjejas teruk. PKFZ dan lubang hitam terbesar yang ditinggalkannya tak mungkin dapat ditutup dalam tempoh dekat. Hampir tumbangnya kerajaan pimpinan Najib gara-gara MP BN tuang sidang Parlimen semasa undian, tentulah menggerikan penyokong BN.Lebih menakutkan kekurangan solid vote untuk Najib itu memang direstui oleh MP BN itu sendiri kerana dah malas.Di peringkat antarabangsa, kita nampaknya belum mencapai standing terhormat seperti dulu. Kerajaan seakan nampak tidak solid. Isu BTN sahaja, pimpinan utama berbelah bagi. Enjin jet, seakan terbahagi dua antara ingin mendedahkan dan ingin mendiamkan. PM mungkin mengikuti jejak Pak Lah. Lebih banyak berdiam dari memberikan respon segera. PM seakan terpisah dari realiti. Beliau lebih memberi fokus terhadap agenda yang hendak ditonjolkan yang dirangka oleh penasihat strategik beliau dan pasif terhadap isu sebenar yang berbangkit saban hari. Beliau articulative ketika membincangkan agenda utopia rangkaan kumpulan penasihat dan seakan membiarkan isu sebenar bergerak sendiri.Dalam setengah hal, kita mengulangi keadaan seakan kerajaan dipandu secara auto pilot dalam urusan seharian kerana pimpinan sibuk menyiapkan gagasan utopia untuk dijadikan gula-gula. Banyak keadaan terkunci pada mode lama, termasuk SOP urusan diplomatik dan luar negara.Belum dibincangkan susunan parti-parti komponen. Keadaan nampaknya kritikal.Peluang untuk rencana perubahan mengambil tempat lebih kukuh terbuka luas. Asal pemain-pemain agenda perubahan tidak pula terperangkap dengan isu dalaman yang tidak mustahak. Kemucut-kemucut sekalipun, jika tidak diurus, boleh menghilangkan fokus dan menjadi kulit pisang yang licin dan membahayakan.Konsep berkerajaan yang baik ialah pengasingan antara family matters dan state matters. Bukan sahaja legally, tetapi juga morally.PAS - satu masa dulu pernah digelar Parti Asri Sekeluarga - kerana pemegang beberapa jawatan tinggi ada kaitan keluarga dengan Presiden PAS waktu itu, Datuk Asri. Serangan sedemikian ketika PAS berdepan dengan krisis politik pada waktu itu, merugikan PAS dan menjadi modal lawan yang berkesan sekali.Antara isu yang sukar ditepis oleh Dr. Mahathir ialah penglibatan anak-anaknya dalam perniagaan. Isu bail out syarikat kapal Mirzan oleh Petronas kekal dibangkitkan sampai ke hari ini. Anaknya yang lain, Mokhzani akhirnya membuat pengumuman berundur dari dunia korporat apabila menjadi sasaran serangan dan digunakan sebagai bukti amalan kronisma Mahathir sekitar awal 1990an.Abdullah Badawi sangat popular sebelum isu anak dan menantunya muncul dalam kehidupan politik beliau. Beliau berjaya membawa UMNO/BN menang paling besar dalam sejarah politik negara pada tahun 2004. Selepas riak dan alpa dengan kemenangan besar itulah, isu penglibatan perniagaan syarikat anaknya, Scomi mula menikam politik beliau. Ditambah dengan penglibatan ekonomi dan politik KJ, Abdullah akhirnya kecundang dalam masa yang sangat singkat.Anak dan menantu atau keluarganya, gagal mempertahankan beliau. KJ telah berkhidmat secara langsung dengan Pak Lah melalui jawatan di Tingkat Empat, yang tak lama kemudian ditentang hebat termasuk oleh ahli UMNO sendiri. KJ kemudian memperolehi saham ECM Libra, yang menjadi isu hangat.Sekalipun KJ melepaskan jawatannya di Tingkat Empat dan menjual sahamnya dalam ECM Libra, namun Pak Lah terus dikaitkan dengan KJ dan anaknya Kamaludin dalam banyak perkara.KJ berada di belakang semua keputusan Pak Lah - dalam minda hampir semua orang.Namun, politik Malaysia memandang serong politik keluarga seperti ini. Kemenangan besar tahun 2004 tidak berulang. Isu-isu keluarga antara penyumbang kepada tumbangnya Pak Lah selepas pilihanraya 2008.Dihimpit antara kritikalnya kedudukan negara dan sedikit sebanyak gangguan dalaman yang wujud, peliharalah integriti pemimpin-pemimpin kita dengan anggota keluarga tidak merasa diri mereka adalah stake holder yang lebih penting dari pihak yang dipilih oleh rakyat secara yang sah. Dilihat dari sirah Rasulullah, ada keadaan-keadaan di mana anggota keluarga memberikan pandangan atau diminta pandangan dalam pelbagai isu. Namun, keputusan akhir adalah di tangan Rasulullah s.a.w dan isu-isu itu pula bukan berbentuk monetary gain atau percaturan politik keluarga tetapi lebih kepada public interest.A'isyah memberi pendapat kepada suami baginda bahawa ayahandanya Abu Bakar seorang yang penghiba dan tidak perlu dilantik menggantikan Rasulullah sebagai imam solat yang dikira penting. Rasulullah s.a.w meneruskan hasrat baginda. A'isyah memberikan pandangan itu atas kepentingan awam dan bukan untuk kepentingan dirinya sendiri.Salah seorang isteri Rasulullah memberikan idea Rasulullah mesti memulakan tahalullul sebagai penyelesaian terhadap keengganan sesetengah sahabat menerima terma perjanjian Hudaibiyyah dan idea ini diterima dan berjaya.Namun, sampai kepada isu monetary gain, rule of law dan isu governance yang lain, Rasulullah mengambil sikap menjunjung prinsip pemisahan itu mengatasi hubungan kekeluargaan. Baginda sampai berkata, kalau anaknya sendiri didapai melakukan jenayah, hukuman sepatutnya akan dikenakan dan ia akan dilakukukan oleh baginda sendiri.Batas inilah yang perlu dipelihara ketika madsyarakat sedang tertunggukan kebangkitan yang solid tanpa kecelaruan sedangkan kecelaruan tersebut boleh dielakkan.

Tuesday, December 22, 2009

Kapitalisma Dalam Agama..........

Aku ambil dari sini dikupas dalam sekitaran Indonesia oleh Sarjana Pengajian Hindu, Universiti Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, Bali untuk renungan bersama kita di Malaysia.

Artikel yang panjang, diambil yang hujungnya sahaja. Sila baca dan renung.

Dalam iklim kapitalisme pasca industrial, batasan yang baik dan buruk sudah semakin kabur. Idealnya, agama mempunyai dimensi suci tertentu, entah itu ritualnya, ajarannya, mahupun idea tentang ketuhanannya. Namun ironisnya, dalam iklim kapitalisme mutakhir (pasca industrial) sekarang ini, Memahami syariat agama telah diburukkan sedemikian rupa oleh keperluan pasaran. 


Dalam Tajuk Rencananya, akhbar Bali Post menyinggung perlunya kajian hubungan perayaan Galungan terhadap beberapa perkara, dan salah satunya adalah isu agama dan pasaran. 

Di bahagian lain, yakni pada ruangan Pendapat Pembaca, sebuah artikel yang berjudul Selebritisme Agama Marak, Spritualisme Mati, menyoroti perilaku umat Hindu Bali pada umumnya ketika melakukan ritual-ritual upacara keagamaan yang terkesan lebih menampakkan upacara yang berbau "gah", megah, dan bertukar seperti "pesta".  

Dalam pandangan tersebut, Gusti Ketut Widana menulis bahawa, "Dalam bahasa yang lebih keras, ritual agama menjadi sinonim dengan pesta, membuat pesta: pertama untuk Ida Bhatara dengan berbagai tingkatan, sajiannya dan kedua dengan jumlah yang banyak, enak dan nikmat bagi manusianya dengan "sajian" hidangan masa kini ". 

Terlepas dari sikap pro-kontra antara melaksanakan upacara keagamaan yang persediaannya lebih mudah atau yang persediaannya megah, artikel ini tidak berurusan dengan dukung-mendukung salah satu di antaranya. Sebaliknya, konteks artikel ini adalah untuk menyodorkan sebuah contoh bahawa, dari apa yang disaksikan oleh si penulis tersebut (Gusti Ketut Widana), ada satu hal yang sekarang sedang terjadi secara fenomenal di masyarakat kita, iaitu pergeseran paradigma dan cara beragama di dalam iklim masyarakat yang dihegemoni oleh kapitalisme mutakhir (pasca industrial). 

Saya ingin mengemukakan contoh lain selain Hindu di atas. Dalam konteks agama Islam contohnya; idealnya, ritual haji adalah melaksanakan salah satu rukun Islam walaupun hanya sekali seumur hidup. Ajaran kitab suci Al-Quran menyatakan demikian, di samping seruan bahawa, pelaksanaan ibadah haji hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu. Kata mampu dalam konteks ini berada dalam pengertian luas dan sempit, misalnya punya wang yang lebih dari cukup. Persoalannya ialah di beberapa daerah, haji telah menjadi semacam prestij untuk mengingkatkan status sosial seseorang. Seseorang yang telah menyandang gelaran haji, secara automatik akan mendapatkan perlakuan yang lebih di dalam masyarakat, yang berbeza dari perlakuan kepada yang belum menyandang gelaran haji di depan namanya. Yang terjadi di sini bukan soal perlakuan lebih itu berkaitan dengan peringkat keupayaan keagamaannya mahupun peringkat intelektualitinya tentang Islam.  

Akan tetapi, gagasan tentang haji mengutip konsep Barthes, adalah sesuatu yang serupa dengan bahan-bahan atau tingkat kekayaan. Kenyataan seperti ini boleh kita saksikan contohnya dalam masyarakat Bugis, di Sulawesi-Selatan. Di Sulawesi Selatan, haji adalah prestij dan status sosial yang sama sekali tidak berkaitan dengan tahap akhlak beragama dan intelektual keagamaan seseorang. Jika misalnya ada sebuah pelaksanaan upacara adat, katakanlah upacara perkahwinan, tetamu, utamanya yang perempuan, yang tidak melekat simbol-simbol haji di kepalanya, dengan sendirinya akan terus menuju ke belakang (dapur) untuk mengurus piring, gelas, dan segala tetek-bengek pesta lain.  
Akan tetapi, jika tetamu tersebut datang lengkap dengan sifat-sifat kehajiannya, apalagi jika dilengkapi dengan perhiasan-perhiasan yang dibeli di Mekah, maka ia akan dipersilakan duduk di tempat yang lebih tinggi dan dilayani dengan sebaik-baiknya.Kapitalisme mutakhir bagaimanapun telah mempengaruhi paradigma dan cara beragama manusia saat ini. Di skrin televisyen kita semua pernah atau sering menyaksikan apa yang sering diistilahkan oleh awam acara "jualan ayat".  

AA Gym atau Ustaz Abdullah Gymnastiar, Ustaz Jefry Al-Bukhari, dan Ustadz Yusuf Mansur adalah beberapa nama yang sudah sangat akrab di mata dan telinga para penonton televisyen. Salahkah orang-orang ini ketika menyampaikan syiar agama melalui skrin TV? Tentu tidak.  

Dengan kata lain, soalnya bukanlah salah atau tidaknya pendakwah-pendakwah muda yang berpenampilan menarik ini menggunakan media televisyen untuk berceramah. Akan tetapi, bahawa di dalam iklim kapitalisme mutakhir, agama bukanlah soal apa yang seharusnya ia sampaikan kepada masyarakat.  

Sebaliknya, dalam iklim kapitalisme mutakhir yang berorientasikan pada pasaran dan konsumerisme itu, agama pun boleh dijadikan wahana atau "alat" atau boleh dikatakan, agama boleh dimanipulasi untuk kepentingan kapital.  

Yang pertama, iklan-iklan atau rpromosi produk tertentu bertebaran di celah acara jualan ayat ini. Ertinya, di saat itu boleh dipastikan banyak penonton televisyen yang sedang menyaksikan acara tersebut.  

Kedua, acara syiar agama dalam media televisyen lebih menampakkan dan menonjolkan aspek entertainnya (hiburan) dari pada aspek instrinsik keagamaannya. Aspek entertain dalam acara agama tentu berbeza dari aspek entertain selain acara agama. Aspek entertain yang melekat pada acara agama boleh dilihat sebagai contoh pada artikulasi penyampaiannya, berat bahan-bahan yang disampaikan, dan juga penampilan fizikal serta latar-belakang si penyampai.  

Kerana iklim kapitalisme mutakhir juga telah mewujudkan semangat pragmatisme yang meluas di dalam masyarakat, maka acara agama yang bersifat entertainlah yang lebih diminati berbanding dengan acara agama yang tidak bercirikan entertain. Hal ini dapat dibezakan misalnya antara keghairahan penonton yang mengikuti acara agama model Ustadz Jefry Al-Bukhari dengan semangat penonton yang mengikuti acara agama model Dr. M. Quraish Shihab. 

Selain itu, aspek entertain dalam acara syiar agama juga digubahkan sedemikian rupa sehingga umumnya pendakwah-pendakwah muda yang dipaparkan adalah mereka yang menarik perhatian mata secara fizikal. Belum lagi misalnya jika itu dikait-kaitkan dengan latar-belakang sang da'i yang konon khabarnya pernah terjerumus ke lembah maksiat. Semua ini mempunyai nilai jual tersendiri. Itulah sebabnya mengapa pendakwah-pendakwah muda sangat laris seperti kacang goreng saat ini walaupun apa yang ia sampaikan sebenarnya tidak terlalu dalam sebagaimana ulasan ulama yang betul-betul mempunyai kedalaman ilmu agama Islam. 

Yang terang, pendakwah-pendakwah muda yang disebutkan di atas telah mempunyai fans-club ibu-ibu tua mahupun muda yang sangat luas. Oleh sebab itu, sebutan selebriti agama sangat tepat untuk mereka.

Ya! 

Kapitalisme sekarang (kapitalisme pasca industrial) sangat berbeda dari kapitalisme awal sebagaimana yang pernah disaksikan Karl Marx. Begitu juga dengan jangkaan Marx tentang runtuhnya kapitalisme dan atau kapitalisme sedang menggali kuburannya sendiri karena kontradiksi di dalam dirinya, meleset seratus persen. Faktanya kapitalisme mampu memodifikasi-diri sehingga ia kini tampak lebih “humanis”. Keunggulan memodifikasi diri inilah yang membuatnya kemudian mampu muncul, dan kini menyusup masuk serta mengambil bagian di dalam hampir semua bidang kehidupan kita, termasuk agama. Tapi betulkah ia kini lebih humanis atau sudah menjadi Syaitan? 

Artikel oleh: Esais, bekas aktivis Gerakan Mahasiswa Bali (GMS-Bali) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar, sedang membuat pengkajian Filsafat Hindu untuk Program Sarjana Ilmu Agama dan Kebudayaan, Universiti Hindu Indonesia (UNHI), Denpasar, Bali  

Thursday, December 17, 2009

SELAMAT BERKONVENSYEN

Selamat Berkonvensyen kepada peserta Konvensyen Pakatan Rakyat.

Semoga dalam konvensyen pada 19 Disember 2009 nanti, tidak ada cadangan agar kita meniru BN menggunakan satu lambang, iaitu cadangan agar tidak akan lagi menggunakan lambang masing-masing dalam menghadapi pilihanraya. Jika ada hujah seperti itu, insyaAllah jika ada kesempatan, masa serta ada mood aku akan bangun menentang.

Semoga dalam konvensyen di Shah Alam nanti, tidak ada cadangan agar kita meniru BN menggunakan satu perlembagaan yang terpaksa mengerat beberapa perkara dalam parti masing-masing untuk membina satu perlembagaan Pakatan Rakyat.


Jika ada pula hujah seperti itu, insyaAllah apabila ada kesempatan, masa dan mood yang elok aku akan bangun menentang bagi kali keduanya.

Sehingga saat ini aku masih, berpendapat PAS mesti menggunakan lambang PAS menghadapi pilihanraya, PKR menggunakan lambang PKR menghadapi pilihanraya dan DAP menggunakan lambang DAP menghadapi pilihanraya.

Kita mesti ikhlas dengan asas perjuangan masing-masing dan biarkan rakyat menilainya dengan saksama. Kita juga mesti ikhlas antara parti yang bersekutu atas Pakatan Rakyat bahawa kita ada perbezaan, tetapi kita bersatu untuk menentang kezaliman, penindasan, pemborosan, salah gunakuasa, kemungkaran, kejahatan dan penipuan serta manipulasi.


Kita jangan sekali-kali munafik seperti UMNO, MCA dan MIC!!!

"Tidak ada guna sistem dua Parti kita wujudkan jika keadaan masih sama. Sepatutnya jika kita daripada PAS pemerintahan yang kita akan tiru ialah Pemerintahan cara Junjungan Mulia Muhammad saw atau paling tidak ialah pemerintahan Umar Abd Aziz" seperti yang disebut oleh Hj Mohammad Sabu.

Jelas beliau lagi, "Kita mesti ada konsep serta prinsip, kenapa kita ambil alih pemerintahan dari BN?. Bukan sekadar PAS ganti tempat UMNO, DAP ganti tempat MCA dan PKR ganti tempat MIC. Bukan kita ganti Menteri Besar/ Ketua Menteri, ganti EXCO, ganti ADUN dan menerima elaun sebanyak mana yang mereka (seperti UMNO/MCA/MIC cadang dahulu)terima, meneruskan menikmati duit rakyat dan keistimewaan sama sahaja seperti dahulu tanpa rasa kekok sedikit pun".

"Tugas kita ialah meruntuhkan jahilliyah dan menegakkan Islam di atas runtuhan tersebut........ perkara ini sudah jarang lagi kedengaran sekarang ini" katanya lagi dengan serius.

Aku juga mengucapkan Selamat Menyambut Ulang Tahun Hari Penghijrahan Nabi Muhammad saw ke Madinah untuk menubuh sebuah kerajaan Islam yang adil di Madinah 1,431 tahun yang lalu.

Renungilah apakah sirah dan sunnah Muhammad saw yang telah kita ikuti atau kita telah mengikuti sirah dan sunnah orang lain dalam menggalas amanah pemerintahan ini?

Bertanya lah apakah perkara pertama yang dilakukan oleh Rasulullah saw, ketika sampai di Madinah?

Oleh itu fahamilah bahawa kita PAS berbeza dengan PKR dan DAP dalam beberapa perkara, tetapi kita ada banyak perkara yang sama untuk menghadapi BN. Oleh itu biarlah kita dengan cara kita (Pakatan Rakyat) seperti sekarang dengan lambang, aspirasi, perlembagaan dan hala tuju perjuangan dan biarkan BN dengan caranya yang sekarang hampir menuju sakratul maut.

Satu pandangan menarik dari Hishamudin Rais mengulas Sistem 2 Parti perlu di baca segera. Sila klik
disini.

Monday, December 7, 2009

Tahniah Kepada Wakil Tetap Malaysia ke PBB di Vienna

Secara rasmi saya selaku individu rakyat dunia, mengucapkan sekalung tahniah kepada wakil tetap Malaysia ke PBB di Vienna, Austria yang mengundi menentang usaha Lembaga Gabenor IAEA menyekat pembangunan nuklear Iran untuk tujuan menjana tenaga gantian di negara mereka.

Dalam mesyuaratnya pada 27 November lalu, Lembaga Gabenor IAEA meluluskan resolusi bertajuk "Resolution on Implementation of the Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT) Safeguards Agreement and relevant provisions of United Nation''s Security Council (UNSC) resolutions, 1737 (2006); 1747 (2007); 1803 (2008) and 1835 (2008) in the Islamic Republic of Iran" (Resolusi Mengenai Pelaksanaan Triti Pengawalan Nuklear (NPT) Perjanjian Perlindungan dan peruntukan berkaitan resolusi-resolusi Majlis Keselamatan Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu (UNSC) 1737 (2006); 1747 (2007); 1803 (2008) dan 1835 (2008) di Republik Islam Iran) yang dibentangkan Jerman dan disokong 25 negara anggota IAEA.

Malaysia bersama-sama Cuba dan Venezuela mengundi menentang resolusi itu manakala enam negara lain berkecuali.

Wakil tetap Malaysia di PBB tersebut telah menunjukkan sikap sebenar beliau sebagai warga dunia yang merdeka, beliau tidak gentar dan takut untuk terus tunduk kepada tekanan kuasa besar dunia terutama Amerika yang mempunyai berpuluh-puluh loji nuklear rahsia mereka yang tidak pernah pun diperiksa dan dipertikai oleh IAEA.

Tahniah kepada wakil tetap Malaysia ke PBB, walaupun mungkin undian beliau telah menyebabkan beliau dipanggil pulang oleh Wisma Putra.