Saturday, January 30, 2010

Apakah Aku Yang Dungu???

Kita sudah sering dengar kata dungu. Namun, sudahkah kita betul-betul mengerti maknanya?

Secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dungu diartikan sebagai orang yang “sangat tumpul otaknya, tidak cerdas, bebal dan bodoh.Makna bahasa ini cukup umum, mencakup banyak aspek. Misalnya, aspek fisik yang tertuang dalam kalimat “sangat tumpul otaknya”. Aspek ini sepertinya terkait dengan masalah kekurangan gizi dan sebagainya. Ada juga sisi kecerdasan yang lazimnya dikaitkan dengan kapasitas mental dan intelektual. Dua kata terakhir yang dipakai KBBI justru makin melebarkan medan makna dungu.

Para penterjemah kita lazim memadankan ahmaq dalam bahasa Arab dengan dungu dalam bahasa Indonesia. Tapi, kata ahmaq biasanya tidak merujuk pada kekurangan gizi atau cacat otak, melainkan lebih berhubungan dengan soal-soal mental. Untuk orang idiot atau tumpul otak, bahasa Arab memakai kata safih, sedangkan bodoh atau orang yang tidak mengetahui secara umum disebut dengan jahil.

Saidina Ali bin Abi Thalib sangat sering berbicara tentang ciri-ciri orang dungu (al-ahmaq). Boleh jadi karena beliau memang harus menghadapi pengikut setia yang dungu dan pengkhianat yang pandai. Itulah mengapa beliau menggambarkan masa itu sebagai masa fitnah: carut marut yang menyebabkan kebenaran tampak seolah-olah seperti kebatilan dan kebatilan tampak seolah-olah seperti kebenaran.


Ketika diminta menjelaskan orang dungu, Saidina Ali menjawab, “Al-Ahmaq la yadhunnu bi khair, li annahu yashifu an-nas bi washfi nafsih.” Terjemahan bebasnya: “Orang dungu tidak bersangka baik, lantaran dia menyifati orang dengan sifat dirinya.” Pertanyaannya, mengapa orang jadi dungu hanya dengan menempelkan sifat dirinya pada orang lain? Saya kira jawabannya cukup jelas: orang mustahil tahu tentang orang lain sebaik pengetahuannya tentang dirinya. Ketika orang mengira bahwa dia bisa mengetahui orang lain seperti pengetahuannya tentang dirinya berarti dia telah mengambil kesimpulan yang tergesa-gesa dan serampangan.


Pada puncaknya orang ini akan menemui jalan buntu. Bagaimana tidak buntu? Untuk mengetahui dirinya saja semua manusia itu memerlukan proses intelektual dan spiritual yang melelahkan, meminta bantuan Allah agar tabir-tabir penutup jiwanya terbuka bagi dirinya sendiri. Nah, kalau tujuan yang lebih mudah ini saja susah dicapai, bagaimana dengan tujuan mengenali orang lain.


Selain itu, keinginan menyelidiki orang lain itu biasanya muncul dari kurangnya orang melakukan evaluasi diri dan otokritik. Keinginan ini bisa lebih gawat lagi jika ditambah dengan keinginan untuk menjatuhkan dan merendahkan orang lain. Dari sini saja kita bisa tahu betapa dungu orang yang sudi membuang waktunya untuk menyelidiki orang lain—kecuali ada sebab-musabab rasional dan Syar’i yang jelas.


Lebih dari itu, anggapan bahwa orang lain itu seperti diri kita berasal dari kecenderungan mendangkalkan kompleksitas manusia. Ada dugaan yang salah dalam diri orang dungu bahwa manusia di hadapannya adalah makhluk remeh, sepele, mudah direduksi, bisa dikategorisasi dan layak dilabelisasi . Padahal penyelaman ke dalam subjektivitas diri sendiri saja membutuhkan taufik Allah, apalagi ke dalam subjektivitas orang lain. Sikap peremehan ini pada gilirannya jelas memunculkan keengganan untuk mendengar pendapat apalagi belajar dari orang lain. Orang dungu mengira bahwa ilmu dan pengalaman pribadinya setara dengan keluasan ilmu dan pengalaman manusia yang tidak terbatas itu.


Kalau paradigma di atas terus berkembang dalam pikiran orang, maka tidak mustahil ia melahirkan watak hajat dalam hati. Misalnya, watak takabur, bangga diri, prasangka buruk pada orang lain dan sebagainya. Padahal, satu saja watak itu timbul dalam hati, seluruh kebaikan kita bisa-bisa tak berarti. Upaya kita membersihkan diri pun bisa gagal total.


Makna ucapan “Al-Ahmaq la yadhunnu bi khair…” sangat luas dan kaya. Saat kita melihat orang sedang kesusahan mencari nafkah atau gelisah menambah penghasilan, maka sudah saatnya kita melabelisasinya sebagai pencinta dunia. Boleh jadi cinta dunia itu sifat yang memenjara diri kita sendiri, sementara orang lain yang sedang getol mencari tambahan penghasilan itu sedang punya misi berbakti pada orangtua atau ingin menyenangkan keluarganya secara wajar. Jangan-jangan kitalah pencinta dunia, bahkan bagian paling buruk dari dunia, yakni dunia labelisasi, sementara orang lain lepas dari keburukan dan kekejian ini.


Oleh karena itu, menurut saya, Islam sudah memberikan pegangan yang adil untuk bersikap pada orang lain: hukumi dan nilailah perbuatan orang, dan jangan hukumi sifat-sifat yang ada dalam hatinya! Jika kita pakai pegangan ini, maka kita tak akan terjebak menetapkan sifat pada orang karena sifat memang abstrak. Jadi, kita hanya boleh bersikap tentang perbuatan konkret seseorang, yakni bukan sifatnya yang mustahil kita pahami apalagi kita hakimi.


Tapi masalah orang dungu tidak berhenti sampai di sini. Saidina Ali menyatakan, “Al-Maiqu yuzayyinu fi’lah wa yuriduka an yaf’al mitslah.” Terjemahan bebasnya: “Orang dungu senantiasa menghiasi perbuatannya dan ingin agar engkau berbuat seperti dirinya.” Di sini Saidina Ali menjelaskan ciri lain orang dungu yang sudah sadar bahwa perbuatan adalah satu-satunya sasaran penilaian yang absah.


Tapi dasar orang dungu, saat menilai perbuatan orang lain, dia tetap saja melakukan pendangkalan. Dia terjebak dalam ciri utama kedunguan yang sama: pendangkalan, peremehan dan labelisasi atas objek penilaiannya.

Akibatnya, dia menghiasi perbuatannya supaya tampak indah sembari mengajak orang lain berbuat seperti dirinya, kemudian menjelek-jelekkan perbuatan orang lain. Orang dungu memajang karyanya sembari menginjak-injak karya orang lain; melambungkan prestasinya sembari terus menggembosi prestasi orang lain.


Orang dungu adalah jenis hewan paling buruk—kata al-Qur’an. Hewan yang bisu, tuli, buta dan tidak berakal. Dia mengira seluruh ilmu, karya dan kebaikan di dunia sebagai hak pribadinya, sedangkan semua orang lain mesti meminta izin memiliki semua itu darinya. Sebaliknya, ciri utama orang pandai ialah bersikap bahwa dirinya tak lebih dari bagian kecil alam penciptaan yang maha luas. Atau, meminjam bahasa agama, orang pandai menyadari betul hakikatnya sebagai hamba Allah yang Maha Mengetahui, Maha Kuasa, Maha Sempurna, Maha Bijaksana; Allah yang hadir dalam semua peristiwa; Allah yang tersucikan dari segala kelemahan; Allah yang mutlak dalam kesempurnaan-Nya.

Sunday, January 17, 2010

Mohd Sabu Lagi........... bahagian akhir.

Apa punya pemerintah ni perang setahun sampai 3 kali, ertinya Madinah dilanda dengan berbagai peperangan, istilah yang lain kacau bilau.

Ada golongan munafik, ada golongan kafir, ada golongan Yahudi, ada golongan Rom, ada golongan yang nak menentang dan sebagainya berlaku berbagai krisis, berlaku berbagai peperangan.

Tetapi disudut kaca mata Islam, kerajaan Madinah itulah disebut kerajaan 'baldatun toibahbatun wa Rabul ghafur', disini hadirin sekelian kita kena lihat, kadang-kadang orang Islam terperangkap dengan kepungan intelektual mereka sendiri. Iaitu negara yang baik itu negara yang tak perang, negara yang aman, negara yang dapat buat pembangunan, maka orang Islam pun jadi tidak bersedia dalam bentuk, 'wa a i'ddu lahum mas ta toqtum min qu'ah, wamin ribatil qair turhibu nabihi 'adu walLah wa 'adu wakum'. tidak berlaku atau kurang berlaku kepada orang Islam, sebaliknya 'wa a i'ddu lahum mas ta toqtum min qu'ah' dibuat oleh Amerika, dibuat oleh Russia, dibuat oleh China.

Amerika rakyatnya berperang, lepas Vietnam, lepas itu perang lagi di Afghanistan, lepas tu perang lagi sampai hari ini, tetapi saudara sekelian negara itu dianggap didunia ini sebagai negara yang 'the best'. Jadi kita kadang-kadang pengertian ini kita lihat bila kita memerintah amannnnnnnn......... tak dak apa-apa berlaku kita, "inilah pemerintahan yang baik". Jadi kita kena lihat balik saudara sekelian pemerintahan Nabi Muhammad saw.

Begitu juga kita akan kata, jika kita adil takkan ada orang tentang, kalau khalifah yang adil ia akan mendapat sokongan rakyat.

Tidak!!!

Kadang keadilan itu ditentang oleh puak-puak yang zalim.

Umar Abd Aziz dia hanya memerintah 2 tahun 4 bulan. Keadilannya diratap sehingga kehari ini, tetapi ia diracun di atas keadilannya itu.

4 khalifah semuanya mati dibunuh! Adakah negeri mereka itu huruhara? Tetapi semua ulamak kata ini generasi yang terbaik. Jadi pemerintah yang adil janganlah kita anggap tidak ditentang oleh orang.

Macam kita lihat sekarang di Iran, dulu revolusi dibuat oleh rakyat miskin menentang golongan mustakbirin orang yang berkuasa, yang kaya. Naik orang macam Ahmadi Nejad orang miskin sokong dia, orang kaya pulak tak sokong. Penentang yang berlaku di Iran sekarang kebangkitan orang kaya, iaitu daripada utara Tehran, kerana dasar-dasar Ahmadi Nejad didapati menguntungkan orang miskin. Orang pulak tak suka terutama orang yang nak 'freedom' kebebasan. Kebebasan maksud mereka, kebebasan untuk sembahyang atau tak sembahyang, kebebasan nak pakai tudung atau tak mau pakai tudung, kebebasab nak minum arak atau nak meninggalkan arak, kebebasan untuk pergi kelab malam ataupun tak pergi kelab malam, jadi golongan yang menuntut kebebasan ini menentang Ahmadi Nejad.

Jadi saya sebut disini kalau kita hendak menegakkan keadilan, jangan anggap tidak akan orang akan tentang kita, bukan begitu, sebab, kadang-kadang seseorang itu gugur di atas keadilannya seperti berlaku kepada Umar Abd Aziz.

Misalnya pemerintahan Saidina Ali KaramalLah wajhah, Saidina Ali semua orang tahu paling hebat dalam peperangan. Didalam perang Badar ahli sejarah mengatakan umur dalam 17 atau 18 tahun. Bila nak perang dia ada 'challenge' sorang sama sorang. Mula-mula kerajaan Madinah bawa keluar 3 orang dari kaum Ansar, orang Quraisyh tak mau, dia kata dak, kami mau orang kami yang mai duduk sini ni! Golongan muhajirin.

Keluarlah Saidina Hamzah, seorang lagi, dan seorang lagi Saidina Ali!. Muda dan yang paling pantas tewaskan musuh Saidina Ali. Dia berperang mencari mardhotilLah, dalam keadaan musuh sudah tewas, dia nak tetak, orang tu ludah mukanya. Dia tak jadi bunuh, pasai kalau dia bunuh kerana orang tu ludah muka dia, bukan lagi kerana Allah swt.

"Hai.... tengah perang boleh ada jiwa yang macam itu!?!.

Kepahlawannya begitu hebat, mailah perang apa pun kalau ada Saidina Ali, menang!.

Kita tengok semasa Saidina Ali sakit mata, dia tak keluar berperang, dalam peperangan Khaibar tentera Islam mula kalah, Nabi terpaksa hantar dia juga. Akhirnya Saidina Ali boleh pecahkan pintu Khaibar. Saidina Ali dapat anggkat pintu Khaibar seorang diri, sedang orang lain memerlu 4 hingga 5 orang untuk mengangkatnya. Sehingga orang Melayu bila nak belawan ada yang akan kata kuatkan aku seperti Saidina Ali dan Saidina Hamzah.

Jadi orangpun tahu nak bunuh Saidina Ali ini tak boleh melainkan dalam keadaan dia tidak sedar, masa mana dia tidak sedar?

Sembahyang!!! sebab masa dia sembahyang tu, dia lupa habis dunia ini.

Kita ni dak! Jam kita taruh tang mana tak tau sebelum sembahyang, kadang cari tak jumpa. Bila takbir... Allah huakbar......... Alhamdulillahirabil 'alamin....... ooooooo..... jam aku letak dibilik air tadi. La dia mai teringat masa tu.... aku cukup geram, tapi itu yang berlaku. Masa angat takbir tu, teringat langsung.... aaaaaa malam esok aku ceramah di Kuala Kedah. Ertinya kita tidak berada dialam fana.

Tetapi Saidina Ali ini, masa dia tak sedar, ialah masa sembahyang, ertinya dunia ini habis dah... sebab itu plot untuk bunuh dia, ialah ketika dia sembahyang di Masjid Kufah, sebab masa lain orang kata mata dia belah belakangpun ada. Kalau masa perang orang mai kot belakang dia cantas kot belakang macam tu je. Itu kehebat dia lah.

Jadi saudara sekelian, saya masuk disini, keamanan, pembangunan, dan sebagainya bukan tafsiran mutlak negeri itu dalam keadaan mardhotilLah atau tidak.

Kalau orang suka kita kerana kita tidak melaksanakan perintah Allah, boleh jadi keamanan!. Kita bina masjid untuk orang pergi sembahyang, hang nak sembahyang tak mau balikpun duduklah! kamu nak karaoke kita tak kacau, buatlah sampai pagipun! kamu nak main judi buatlah. Kalau kita larang nanti kita hilang kuasa, sebab orang ini saudara sekelian nanti tidak undi kita. Jadi kita kekalkan keadaan begitu, aman dan tenteram. Tetapi kita berada dalam keadaan mardhotilLah ataupun tidak?. Ini persoalan yang kita kena tanya.

Oleh itu saudara sekelian, pemerintahan dalam Islam ini, yang paling utama yang kita kena lihat ialah mencapai mardhotilLah atau tidak?. Kita berada dilandasan Allah atau tidak?. Kita kata tadi kalaulah mencapai kemenangan semata-mata, maka gagallah nabi Zakaria, nabi Yahya, nabi Isa, sebab mereka ini tidak memerintah. Banyak lagi nabi yang tidak memerintah, tetapi mereka berada dalam keadaan mardhotilLah.

Saya kata tadi pemerintahan dia datang atas ke bawah, yang nak bentuk pemikiran masyarakat, dia tidak boleh bawah ke atas, bawah ke atas revolusi tukar kerajaan boleh, tetapi nak bentuk masyarakat dia atas ke bawah.

Sebab itu kita lihat Saidina Abu Bakar As-Sidiq, bila nak perang .... bila nak kutip derma. Dia derma kesemua harta dia. Orang tanya apa tinggal pada kamu? jawabnya, "Hanya Allah dan Rasul". Pasai apa dia buat macam tu? sebab ketua dia nabi Muhammad saw masa memerintah kepentingan dunia bukan dia kejar, yang dikejar ialah madhotilLah.

Saya dah cakap disini, bagaimana isteri-isteri baginda merungut, hidup bersama Rasulullah saw, kena uli tepung, patut ada orang gaji, dalam keadaan perabut dalam rumah begitu teruk, tidak simpan stok makanan, setelah menjadi ketua negara. Kalau inilah pemimpin, dia seru sesuatu untuk orang infaq, hah........ bergadai goloklah orang itu infaq!.

Ok, kita tidak nampak itu jauh, kita pergi hak dekat sikit.

Ibrahim Libya. Orang Memali ni, orang mana? melayu serupa kita juga. Apa? Awang Pelanduk, Planta pun tak pernah tengok, bila dia kena ISA, masuk kem kemunting, ada Planta untuk makan pagi dengan roti, dia tak makan, dia ingat sabun. Tengok kuning dan baupun lebih kurang macam sabun. Tak pernah tengok planta, tetapi pasai apa orang Memali ni jadi berani?

Sebab, ketua dia!, Ketua dia Ibrahim Libya. Ibrahim Libya ni memang berani.

Saya kena lokap di Alor Setar, Polis dok soal siasat saya tu kata, "kami soal setuju tak setuju perjuangan Ibrahim Libya tu soal lain perjuangannya, tetapi kami respek dia atas keberanian dia, kami nak tangkap dia hidup tak boleh."

Sebab dia bersumpah kalau nak ambil saya bawah ISA, ambil mayat. "Daripada hidup bercerminkan bangkai, lebih baik mati berkandungkan tanah".

Bila dia bersikap begitu, dia suruh orang berani dan dia sendiri berani. Semua itu adalah kerana ketua, ketua yang membentuk fikiran dan tindakan orang bawah. Ini contoh yang mudah kita nampaklah.

Awang Pelanduk tau apa, cari buah genuak dia tahulah, tetapi ketika itu kereta tank, bagi dia tidak ada apa kerana ketua dia Ibrahim Libya.

Baru ni saya pergi Beirut, dalam satu demonstrasi menentang Mesir buat tembok, Yahudi lawan rakyat Palestin biasalah, ini Mesir lebih teruk daripada Yahudi!!!. Dia tutup semua terowong (lubang tikus) yang membawa masuk makanan, perubatan ke Palestin.

Badan NGO, termasuk daripada Malaysia, orang putih. Lagi satu tuan-tuan dan puan-puan orang putih geng hak asasi manusia ni kita kena malu kat depa, depa lawan dengan polis Israel dan Mesir sampai berdarah-darah. Depa duduk disitu sampai tiga empat minggu orang putih ni, kalau kita perasan, 2 hari tak boleh masuk, kita balik dah. Sebab itu dalam ceramah umum saya sebut Palestin akan terbebas atas 2, satu Kebangkitan Gerakan Islam dan dua Pertolongan Gerakan Hak Asasi manusia, terutama daripada negara-negara Eropah, bukan dari kalangan negara Arab.

Demonstrasi yang dibuat di Beirut baru ini setengah juta orang, saya baru tengok orang demonstrasi banyak tu. Berkeritammmmm......... je. Yang keluar tu setengahnya perempuan arab Lubnan pakai baju serupa tak pakai baju.

Nak dengar siapa berucap? nak dengar Hassan NasrulLah. Hassan Nasrullah ada ke dalam dalam majlis tu? Tak dak. Dia sembunyi tah lubang mana, tang mana pun tak tau.

Pakai tayang skrin je, keluar gambar Hassan NasrulLah, orang berteriak seolah-olah histeria, terutama golongan wanita hanya tengok gambar Hassan NasrulLah. Hak tak pakai tudung pun.... uuuuuuuuuuuuuuuuuu...... bereriak.

Sebab apa? dia pemimpin menyeru orang berjihad, dia serahkan anaknya 2 orang kemedan tempur melawan Israel, seorang sudah syahid, seorang lagi belum syahid. Inilah dia 'Leader', kepimpinan.

Itulah dia konsep piramid, atas ke bawah.

Saya bertanya mereka, "Mengapa kamu sokong Hassan NasrulLah?" jawab mereka, "Dia cakap, dia buat". Penyanyi yang teruk-terukpun bila disebut Hassan NasrulLah, "Qa iduna" pemimpin kami.

Sebab itu Rasulullh saw, menterjemahkan kepimpinannya, lahirlah masyarakat yang bertanggung jawab dan akhirnya membentuk satu tamadun baru di atas muka bumi ini.

Friday, January 15, 2010

Nabi Muhammad Gagal Dalam Pemerintahan??? Mohd Sabu MtvR 11

Inilah adalah catatan Kuliah Motivasi Rakyat kali (MtvR) ke 11 oleh Saudara Dalam Islam Mohammad Sabu.

Cuaca dunia sudah tidak menentu, jadi duniapun bersidang. Ada yang mengatakan dunia akan kiamat, filem-filem antarabangsapun sekarang mengisahkan mengenai kemusnahan dunia ke arah kiamat pada 2012. Ada yang percaya sungguh akan berlaku malapetaka besar tahun 2012 dan seterusnya kiamat.

Bagi kita kiamat bila? Kiamat itu ilmu Allah yang Maha Mengetahui, tapi tanda-tandanya itu semakin banyak, diantaranya perubahan cuaca yang tidak menentu, mungkin 5 tahun lagi kita pula akan ada salji, di Riyadh, Arab Saudi sudah ada salji tahun lepas Dubai sudah turun salji, mungkin beberapa tahun lagi ikan Ruan (Haruan) boleh diternak di England dan ikan Solmon boleh dibela di Kuala Kedah, pun boleh jadi kerana perubahan-peruahan cuaca yang berlaku.

Sidang Antarabangsa tahun ini bincang mengenai cuaca, yang tidak pernah berlaku sidang yang begitu besar mengenai cuaca. Hampir semua pemimpin dunia hadir, dan ramai yang menganggap dunia ini telah menuju 'the end of world'.

Dunia kiamat Allah yang Maha Mengetahui, tetapi tugas kita manusia, sebagai khalifah di atas muka bumi tetap berjalan sampai bila-bila sehingga dunia ini kiamat. Sebab tidak asda makhluk lain yang diamanahkan menjadi khalifah diatas muka bumi. Allah Taala tidak beri kat semut, Dia tidak beri kat kucin (kucing), Dia tak bagi kat gajah walaupun dia besar, Dia bagi kat orang, manusia sebagai khlaifah di atas muka bumi.

Jadi para nabi dan para Rasul itulah tugas mereka. Dan ada nabi yang kita tahu, sampai dia ada Kingdom, berjaya memerintah dalam jajahan yang luas seperti nabi Daud dan Sulaiman. Ada pemerintahan kerajaan yang hebat, yang bersistem. Ada nabi yang boleh menyeru orang sahaja, kuasa tidak ditangan dia. Kuasa pemerintahan ada ditangan orang lain nabi Zakaria, nabi Yahya,
nabi Isa, mereka menyeru orang sembahlah Allah, jangan melakukan kejahatan, jangan berzina, jangan mencuri dan sebagainya mereka peringkat menyeru, mereka tidak ada kuasa pentadbiran.

Nabi Muhammad saw bersabda, "Jika hendak melihat sifat dan sikap nabi Isa alaihissalam, tengoklah kepada Abu Zar". Sebab kerja Abu Zar ini berdakwah, dia pernah tang manapun dia berdakwah, dia tegur orang, dia hentam penyelewengan, tidak kira yang melakukan penyelewengan itu khalifah kah, orang bawah kah, dia kerja tegur menjalankan tugas amal makruf, nahi mungkar. Jarak antara Nabi Muhammad saw dan nabi Isa alaisalam ialah kira-kira 550 tahun.

Nak tengok nabi Isa alaisalam, tengoklaj Abu Zar yang hidup dalam keadaan sederhana, pakaian sehelai sepinggang, pergi kampung sana, pergi kampung sini, sebab ada riwayat nabi Isa ini sehari kadang-kadang pergi berceramah di 17 tempat. Kira beginilah dia pi Pekan Rabu, dia pangge orang dia bercakap hal-hal ketuhanan, sat lagi dia mai Tambak Bunga dia tengok ada anak-anak muda di simpang jalan, kata ada 10 orang, "mai-mai sat aku nak habaq kat hampa, Tuhan kita Allah, dunia ini akan musnah, kehidupan akhirat kehidupan kekal, jangan kita lakukan dosa dan sebagainya". Sat lagi dia pi Simpang 4 Kangkong pulak, jumpa orang lagi sampai kita kata 17 tempat sehari.

Itu kerja nabi Isa alaisalam, di daerah Syam, Palestin itu, Abu Zarpun macam itu, dia ini kaki tegur orang, kaki kritik, seorang 'alim, ilmu tinggi, dan tempat yang dia pergi masih ada kesan sejarahnya, jika kita pergi Lubnan, dekat dengan sempadan Israel dan Palestin Ada disitu masjid Abu Zar. Saya tanya depa, "Pasai apa hampa pangge masjid Abu Zar?", jawab mereka, "Abu Zar pernah mai berdakwah disini". Pernah menyebar dakwah Islam disini, dan disini adalah anak-anak murid Abu Zar sampai sehingga hari ini secara bergenerasi.

Abu Zar ini mati ditengah padang pasir, dibuang oleh Khalifah kerana dia banyak tegur pemerintahan Islam ketika itu, terutama pemerintahan yang membaziax. Inilah kehidupan seorang pendakwah, macam nabi Isa alaisalam lah.

Walaupun dia nabi, berdakwah dengan begitu hebat, tetapi dia mati disalib, mengikut ajaran Kristian. Dan ulamak Islam mengatakan dia hendak disalib, tetapi diselamatkan oleh Allah dan diangkat ke langit, maka ia akan turun semula menjelang hari kiamat, untuk membawa kembali keadilan. Ini saudara-saudara sekelian khilaflah pandangan. Tetapi yang kita hendak ambil pengajarannya nabi Isa yang membawa ajaran yang benar di zalimi dan dibunuh.

Ini tugas nabi dan Rasul, sebab itu menjadi pemimpin dalam dakwah gerakan Islam, ukuran kejayaannya bukan diukur kita berjaya mencapai pemerintahan atau tidak, berkuasa atau tidak. Ukurannya sejauh mana kita mendapat keredhaan daripada Allah swt.

Sebab itu dipanggil 'Mardhotillah'!!!.

Sebab kalaulah kita ukur, kejayaan dakwah itu disudut pemerintahan, maka banyaklah nabi gagal. In bracketnya...... nabi Isa gagal, nabi Zakaria gagal, yang berjaya memerintah tentulah nabi Daud, Sulaiman, Nabi Musa a.s setelah menghadapi penentangan dan penderitaan yang panjang, nabi Muhammad saw, nabi-nabi lain gagal belaka. Jadi kita tidak boleh ukur disudut Islam, aqidah, disitu kejayaan atau kegagalan disudut berjaya memerintah atau tidak.

Sebab yang paling utama ialah menyampaikan risalah Allah, dan kita penganut agama ini samada kita mendapat keredhaan Allah atau tidak.

Itu kunci kejayaan dalam bidang ketauhidan kerasulan!.

Yang kita semua beriman kepada nabi dan para rasul itu. Kita tahu bahawa pemerintahan yang boleh mengubah struktur masyarakat dia mestilah bentuk payung atau piramid.

Atas ke bawah!

Selalunya bawah ke atas dipanggil revolusi. Revolusi ini boleh menumbangkan pemerintahan, tetapi untuk membentuk pemikiran selepas revolusi, selepas pertukaran dia datang dari atas.

Payung atau piramid, pemerintah yang paling tinggi 'Raja', 'King' atau 'Amirul mukminin', atau 'Presiden' atau 'Perdana Menteri' mesti diturun kebawah begitu (membuat gerakan tangan) kepada sekelian rakyat. Yang kita lihat dalam mana-mana sistem pemerintahan atau sistem masyarakat.

Kita lihat dan dah bincang dalam 2 tiga kuliah yang lalu, pemerintahan nabi Muhammad saw, selalu apabila disebut pemerintahan, kita akan letak 2, iaitu Pembangunan! Keamanan!.

Ini dua, 'Development', 'Food' dan sedikit lagi ditambah Keinsanan ini yang selalu disebut, disudut nilai insan untuk taat setia kepada Allah tanpa berbelah bahagi, tunduk kepada hukum Ilahi (Al-Quran) tidak menjadi ukuran.

Itu sahaja ukuran sesuatu umat dan sesuatu pemerintahan negara iaitu setakat mana pembangunan, keamanan dan hak asasi manusia.

Hadirin yang dihormati sekelian, kadang-kadang kita sendiri bercakap begitu!

Negeri kita aman, tenteram, 'good governance' pemerintah yang baik, tidak kira mulukkiah (beraja) tidak kira Republik tidak kira apapun kita ukur kejayaan itu disudut aman dan pembangunan.

Kalau ukuran itu, maka nabi Muhammad seorang yang gagal memerintah. Kerana 10 tahun nabi memerintah peperangan berlaku 72 kali dan nabi mengetuai 27 kali.

"Apa punya pemerintah ni, perang setahun 3 kali?!!!



Maaf:
Terpaksa hentikan catatan dari rakaman Kuliah Motivasi Rakyat kerana hendak bersiap untuk solat Jumaat dan seterusnya ke

Program Perasmian
Himpunan Pra-Mesyuarat Agung Tahunan
Cawangan-Cawangan PAS
Dalam Kawasan Kuala Kedah
di Kompleks PAS Kedah 4.00 petang, 15 Januari 2010.
Sebelum itu Solat Gerhana Matahari dan Khutbah
akan diadakan di perkarangan kompleks.

Akan sambung kembali, insyaAllah selepas ini jika diberi kekuatan oleh Tuhan Allah yang Maha Perkasa dan Pemilik Alam Semesta ini.

(baru 27 minit 52 saat dari 56 minit 30 saat keseluruhan kuliah, tidak termasuk ulasan isu semasa diakhir kuliah - cacatan kuliah Motivasi Rakyat kali yang ke 11)

Wednesday, January 13, 2010

Nabi Seorang Pembelot??? Di Kupas Oleh Mohamad Sabu

Junjungan Mulia, Rasulullah saw telah mengerahkan sahabatnya keluar dari Mekah, ada antara mereka pergi ke Habsyah (Etophia) menyeberangi laut Merah dalam tahun ke 7 kenabiannya. Akhir baginda sendiri telah keluar dari Mekah tanah tumpah darahnya untuk pergi ke Madinah.

Setelah berada di Madinah beliau berjaya membentuk sebuah negara yang kukuh dengan termaktubnya Piagam Madinah, mengadakan perjanjian persefahaman dengan pihak Yahudi, Kristian dan Musyrikin. Beliau hanya 3 kali pulang ke Mekah selepas itu, iaitu pertama ketika ingin menunaikan ibadah Umrah di halang oleh pihak Musyrikin Mekah lalu termeterai Perjanjian Hudaibiah, kedua ialah pada tahun ke 8 Hijrah ketika melakukan operasi Fathul Mekah dan ketiga ketika melakukan ibadah Haji yang dikenali sebagai Haji Wida' pada tahun ke10 hijrah.

Nabi menghabiskan seluruh sisa hidupnya selepas keluar dari Mekah di Madinah, wafat bukan di Mekah, tetapi di Madinah dan dikebumikan di Madinah!!! Menentang orang-orang Mekah yang berasal dari tanah tumpah darahnya. menentang Raja dan orang-orang besar di negeri kelahirannya Mekah.... malah ada diantara mereka dibunuh dalam pertempuran....

Bahasa kasar dan mudah, boleh disebut bahawa Junjungan Mulia Nabi Muhammad saw berpakat dengan orang luar dari tanah tumpah darahnya, membina kekuatan dan akhirnya untuk datang menakluk kembali tanah tumpah darahnya!!!

Persoalannya apakah Nabi seorang yang tidak patriotik?
Persoalannya apakah Nabi seorang pembelot?
Persoalannya apakah Nabi tidak wala?
Persoalannya adakah Nabi ektremis?

Untuk menjawab semua persoalan tersebut, ikuti Motivasi Rakyat bersama


HJ MOHAMMAD SABU
13 JANUARI 2010
RABU
9.00 MALAM
DI MADRASAH AL-HASANIAH,
KG BARU, TAMBAK BUNGA,
ALOR SETAR, KEDAH
Tajuk: Pemerintahan Khalifah


Anjuran: PKWR Kubang Rotan

Tuesday, January 5, 2010

Kenyataan Rasmi PAS Mengenai Penggunaan Nama Allah Oleh Pihak Beragama Samawi

KUALA LUMPUR, 5 Jan: PAS memberi peringatan kepada semua pihak agar tidak menyalahgunakan perkataan Allah bertujuan untuk mengelirukan atau menjadikan isu tersebut sebagai politik murahan mendapat sokongan rakyat.



Pendirian PAS itu dibuat Presidennya, Datuk Seri Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang melalui satu kenyataan yang dibaca Ketua Penerangan, Idris Ahmad selepas mesyuarat khas Lajnah Politik bersama Ahli Jawatan Kuasa PAS Pusat di Pejabat Agung PAS, Jalan Raja Laut malam tadi.

Bagaimanapun PAS ujar Abdul Hadi, amat menghormati prinsip kebebasan beragama seperti yang ditekankan oleh Islam kerana manusia tidak boleh dipaksa untuk menerima mana-mana agama melainkan ia merupakanpilihan sendiri.

Prinsip kebebasan beragama juga katanya, telah termaktub dalam perkara 11 Perlembagaan Persekutuan.

"Walau demikian, dalam konteks masyarakat di Malaysia, suasana dan keadaan setempat perlu diambil kira atas kepentingan awam bagi memelihara keharmonian pelbagai kaum dan agama,"kata kenyataan itu.

PAS turut menjelaskan bahawa berdasarkan kaedah Islam, penggunaan nama Allah pada asasnya adalah dibenarkanuntuk digunakan oleh agama Samawi seperti Kristian dan Yahudi.

Namun, penggunaannya secara salah dan tidak bertanggungjawab harus dielakkan supaya ianya tidak menjadi isu yang boleh menjejaskan keharmonian kaum dan agama di negara ini.

Sehubungan itu, PAS dengan tegas menolak sebarang bentuk tindakan agresif dan provokatif jahat yang boleh menggugat keharmonian dan mencetuskan ketegangan masyarakat di negara ini.

"PAS dengan segala rasa penuh tanggungjawab bersedia untuk menjelaskan isu ini kepada semua pihak bagi mewujudkan suasana yang harmoni berdasarkan kepada prinsip keadilan seperti yang termaktub dalam perlembagaan dan di jamin oleh Islam," katanya lagi..



Turut hadir dalam mesyuarat sebelum itu Presiden PAS,Datuk Seri Tuan Guru Hj Abd Hadi Awang, Timbalan Presiden, Nasharudin Mat Isa, Naib Presiden, Salahudin Ayub dan Datuk Tuan Ibrahim Tuan Man, Setiausaha, Datuk Mustafa Ali dan Ketua Dewan Muslimat, Ustazah Nuridah Salleh.

Pendirian tersebut juga dibuat selepas mengambil kira semua faktor termasuk melihat kepada pandangan semua pihak sebelum ini.

Khamis lalu, Mahkamah Tinggi Kuala Lumpur memutuskan membenarkan akhbar mingguan terbitan gereja Katholik, Herald, menggunakan perkataan Allah sebagai ganti 'God' dalam bahasa Inggeris.


(Gambar: Antara pemimpin PAS yang menyertai sidang media isu penggunaan kalimah Allah di pejabat Agung PAS malam tadi)


Hakim Datuk Lau Bee Lan dalam keputusannya memberitahu Herald mempunyai hak pada sisi perlembagaan untuk menggunakan perkataan tersebut.

Keputusan ini menimbulkan reaksi negatif daripada pelbagai pihak termasuk 13 Badan Bukan Kerajaan (NGO) yang bertindak membuat laporan polis sebagai membantah tindakan majalah milik aktivis Kristian itu.


Antara NGO terbabit ialah Persatuan Pengguna Islam Malaysia (PPIM), Persatuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia (PKPIM), Ikatan Rakyat India Muslim Malaysia (IRIM), Gabungan Pelajar Melayu Semenanjung (GPMS) dan Belia 4B.

Mursyidul Am, Tuan Guru Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat sendiri melahirkan kebimbangan penggunaan perkataan Allah disalahgunakan biarpun tidak salah untuk diguna kesemua agama samawi.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (KDN) semalam memfailkan rayuan terhadap keputusan Mahkamah Tinggi itu.

Hari ini, KDN akan memfailkan permohonan bagi penangguhan pelaksanaan perintah mahkamah itu yang dibuat pada 31 Disember.


DI BAWAH ADALAH KENYATAAN PENUH PRESIDEN PAS

PAS sebagai parti Islam, amat menghormati prinsip kebebasan beragama seperti mana yang ditekankan oleh Islam kerana manusia tidak boleh dipaksa untuk menerima mana-mana agama melainkan ia merupakan pilihan sendiri.

Prinsip kebebasan beragama ini juga telah termaktub di dalam Perkara 11 Perlembagaan Persekutaan.Walaupun demikian dalam konteks masyarakat di Malaysia, suasana dan keadaan setempat perlu diambil kira di atas kepentingan awam bagi memelihara keharmonian berbagai kaum dan agama.

Setiap warganegara Malaysia wajib memelihara suasana dan keadaan ini. PAS ingin menjelaskan bahawa berdasarkan kepada kaedah Islam, penggunaan nama Allah pada asasnya adalah dibenar untuk digunakan oleh agama samawi seperti Kristian dan Yahudi.

Walau bagaimanapun, penggunaan kalimah Allah secara salah dan tidak bertanggungjawab mestilah dielakkan supaya ianya tidak menjadi isu yang boleh menjejaskan keharmonian kaum dan agama dalam negara ini.

PAS memberikan peringatan kepada semua pihak supaya tidak menyalahgunakan perkataan Allah bagi mengelirukan atau menjadikan politik murahan untuk mendapatkan sokongan rakyat.Al-Quran telah menyarankan cara yang betul menggunakan perkataan Allah, sebagaimana yang dinyatakan dalam Surah Al Imran ayat 64 yang bermaksud.

‘‘Katakanlah: Hai Ahli Kitab,marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahawa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebahagian kita menjadikan sesama manusia seperti pemimpin dan sebagainya sebagai tuhan selain Allah’’.

PAS dengan tegasnya ingin menolak sebarang bentuk tindakan agresif dan provokatif jahat yang boleh mengugat keharmonian dan mencetuskan ketegangan masyarakat.PAS dengan segala rasa penuh tanggungjawab bersedia untuk menjelaskan isu ini kepada semua pihak bagi mewujudkan suasana yang harmoni berdasarkan kepada prinsip keadilan sebagaimana yang termaktub dalam perlembagaan dan dijamin oleh Islam.

Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang

Presiden Parti Islam Semalaysia (PAS)

Saturday, January 2, 2010

ISU KRISTIAN DIBENAR GUNA NAMA "ALLAH"

Sila klik di sini (Malaysia Kini), di sini (Dr. Maza), di sini (Ketua DPP Pusat), di sini (Ust Idris Ahmad), di sini (Hanif), di sini (Khalid Samad), di sini (Khalid Samad 2), di sini (Fakulti Siasah Syariah) , di sini (Suwari Timur), di sini (tukar tiub), di sini (Arif Omar), di sini (PKPIM), di sini (Herman Shamsudin), di sini (Zulkifli Nordin), di sini (Hasmadi Hamdan), di sini (Tulang Besi), di sini (Ust Zulkarnain Al-Hafiz), di sini (Faisal Tehrani), di sini (Dr. Mohd Nur Manuty) untuk melihat pandangan berbagai pihak mengenai kes penggunaan nama Allah oleh akhbar Herald-The Catholic Weekly yang berorientasikan agama Kristian mahu menggunakan nama Allah yang telah dibenarkan oleh Mahkamah Tinggi.

Isu Kristinianisasi bergegar semula di Malaysia.

Tahun 1980an PAS menjuarai isu ini.

Tahun 2010an UMNO cuba menjadi juara isu ini.
Demonstrasi merata-rata bela nama Tuhan (Allah), malangnya Tuhan (Allah) yang mereka pertahankan namaNya, tetapi apa yang Tuhan (Allah) suruh laksanakan mereka tak mahu laksanakan dalam pemerintahan dan perundangan? Ini yang aku pelik. Aku pesan juga kepada pemimpin PAS (temasuk aku) yang memerintah negeri jangan lupa untuk menunaikan perintah Tuhan (Allah) jika tidak, kita akan di lihat ............ "seropaaaaaaa. (Kata Ustaz Harun Memali)". Jika tidak mampu lagi, perkara utama yang mesti dilakukan ialah kesungguhan yang nampak jelas untuk menuju ke arah itu.

UMNO pun sudah melaungkan 'Allah Hu Akbar' yang sebelum ini melaungkan 'Hidup Melayu'. Kepada pemimpin UMNO jika benar-benar ikhlas kepada Tuhan (Allah swt) istiharkanlah Malaysia untuk menggunakan hukum tertingginya Al-Quran iaitu Kitab Suci yang di turunkan oleh Tuhan (Allah) yang kamu pertahankan namaNya.

Janganlah berusaha untuk memenangi hati rakyat Islam, tetapi tidak memenangi hukum Tuhan (Allah) dalam Al-Quran. Kita boleh kecoh manusia selama hidup kita ini tetapi kita tidak boleh kecoh Allah yang Maha Mengetahui dan yang dapat membolak-balikkan hati manusia. Hanya kerana untuk menagih undi rakyat kitapun berpura marah kepada penggunaan nama Allah oleh pihak Krisitian, tetapi hakikatnya kita sendiri tidak yakin dengan apa yang di perintah untuk kita laksanakan di dalam pemerintahan dan perundangan oleh Tuhan (Allah) yang kita pertahankan namaNya.

Aku berani kata begitu, kerana jika kamu UMNO yakin dengan Tuhan (Allah), sudah tentu kamu lakukan, tetapi kami PAS telah berusaha meletakkan Hukum Tertinggi di negeri yang kami perintah iaitu di Kelantan dan Terengganu, sebaliknya kamu sudah 52 tahun memerintah masih tidak yakin dengan Hukum Tuhan (Allah), masih yakin dengan Penjajah Bristish. (Apakah British adalah Tuhan kamu juga selain Allah?). Kami PAS tidak dapat laksanakan kerana perlaksanaannya dihalang oleh Kerajaan Pusat yang tidak mahu bekerjasama dalam kes tangkapan oleh Jabatan Polis dan hukuman oleh Jabatan Penjara serta amaran keras oleh Tun Mahathir ketika beliau menjadi Perdana Menteri.

Janganlah kamu UMNO berpura-pura dengan Tuhan (Allah) hanya untuk meraih kepentingan duniawi yang amat sedikit.

Kepada pemuda pemudiku, perkuatkan aqidahmu, perkuatkan hujjah mu... jadilah kamu Ahmad Deedat untuk melawan dakyah Kristian itu, jangan takut jika kita dipihak yang benar. Ketakutan kerana kita bodoh dan akan mudah terseleweng, bukan dengan menghalang orang lain tetapi dengan menjadikan kita dan anak-anak umat Islam bergeliga otaknya, keperibadian diri yang murni, kehebatan disegi ketamadunan, dalam menghadapi cabaran yang semakin mencabar.

Sila baca hujjah-hujjah di link yang diberi di atas untuk kita bersama mencari pendekatan yang terbaik dalam usaha memartabatkan Islam mengikut acuan Muhammad saw. di maya pada ini.

Yang penting dan paling utama, ikhlaslah sebenar-benarnya kita kepada Allah yang kita mengaku dengan 99 namaNya itu, janganlah kita bertuhankan Manusia.

Friday, January 1, 2010

Ini untuk Penjual Ubat, Malik, Ust Mud dan Pak Tam...

Lepas Solat Jumaat di Masjid Tambak Bunga, pergi makan kenduri rumah Kak Bahijah (Isteri Allahyarham Ustaz Kadir - Bekas Guru Bahasa Arab di Maktab Mahmud, lulusan Morocco) kerana anak lelakinya (Asyraf) yang baru habis belajar di New Zealand kahwin. Majlis Tahlil dan lepas tu jamuan nasi, gulai kambing dan ulam-ulam......... panggil orang kampung Tambak Bunga dan sekitarnya.

Balik rumah....... kemudian pergi ke program Bantuan Pakaian Sekolah kepada mereka yang memerlukan oleh ADUN Kubang Rotan, Naset Pak Su Pa. Ramai yang hadir Melayu, Cina, Hindu (India) muka mereka memang nampak jelas miskin terutama yang Cina. Aku pun tak tau nak gambarkan macamana aku boleh nampak muka mereka jelas miskin??? Adalah sekitar 400 orang termasuk Ketua Kampung, AJK PAS Kawasan Kuala Kedah dan AJK PKWR Kubang Rotan. Mat Jehar, Setiausaha PKWR jadi pengerusi.

Lepas Ustaz Rahman Omar, Murabbi PAS Kawasan Kuala Kedah baca doa dan bagi sikit tips penjagaan anak kepada ibu bapa yang sebelum itu YB Naser bagi motivasi untuk hidup atas muka bumi ini kepada mereka yang hadir. Barulah lori bawa pakaian sekolah sampai, (sampai lambat sangat), tokey dia kata tayar pancat ........ Alahamdulillah, Ketua Kampung kerumun sat je lori tu, usung semua kotak kasut, kotak baju, seluar, stokin masuk dalam pejabat kawasan. Majlis penyerahan diadakan dengan meriahnya!!!. Pangge sorang-sorang lepas tu pakat pilih ikut saiz.

Bukan itu yang aku hendak cerita, yang aku nak cerita ialah setelah lepas tanggung kotak pakaian sekolah, masuk dalam bilik tetamu pejabat kawasan (ada aircond) rupa-rupanya ada Ustaz Mud (yang baru pergi tempat komunis di Selatan Thailand dengan Bang Mat Sabu), Blogger Penjual Ubat, Pak Tam Dagin, Malik Dinar. Duduk sahaja terus buka cerita pasai idealogi dan pemikiran.

Penjual Ubat tunjuk SMS yang dihantar oleh Penarik Beca kat aku Pasai dia benci dengan Sosialis dan ingatkan jangan sampai terpengaruh sangat dengan puak tu........ tengok Sosialis Iraq dan sebagainya, ikut ulasan dari Penjual ubat le, kerana akupun takdan baca SMS Bakar tu.

Lepas tu bincanglah pasai ideologi yang ada atas muka bumi ini, dan bagaimana Islam nak direalitikan oleh kita di atas muka bumi ini.......... bincang panjang, pong-pang ....... pong pang... aku beritahu kepada mereka cuba buka Wau Bebas kalaulah minat untuk meluaskan perbincangan dan pemikiran selain dari pergi tempat Abdullah CD dan sebagainya. Yang penting carilah kebenaran sehingga bertemu atau sehingga turunnya Nabi Isa dan Imam Mahdi atau sekurangnya kita berusaha menggunakan pemikiran sihat ini demi mengembalikan semula Islam acuan Muhammad saw.

Dibawah aku copypaste tulisan Wan Saiful Wan Jan, yang aku dah minta keizinnnya untuk copypaste mana-mana artikel dalam Wau Bebas masuk dalam blog ini khusus kepada Penjual Ubat, Malik, Ustaz Mud dan Pak Tam yang dok gebang petang tadi. Tulisan-tulisan lain hampa pi cari sendirilah......... dan aku pesan macam pesan tadi bukan boleh pakai semua, jangan ada budaya kagum kalau jumpa sesuatu yang baru. Selamat membaca.

Erti libertarianisme bagi saya

oleh Wan Saiful Wan Jan

Saya sering ditanya oleh rakan-rakan dua soalan: “Orang Islam boleh jadi liberal kah?” dan “Bagaimana mungkin seorang ahli PAS menyokong fahaman liberal? Bukankah Islam itu lengkap?”. Kedua-dua soalah ini menunjukan betapa ramainya yang terkeliru dengan maksud perkataan ‘liberal’.
Tidak mudah untuk menghurai kekeliruan mengenai liberalisme. Dalam artikel pendek ini saya akan cuba menjelaskan erti liberalisme yang saya fahami dan kenapa saya tidak nampak percanggahan antara aqidah Islam dan juga fahaman liberal. Insha-Allah saya akan cuba menulis artikel-artikel lain untuk menghuraikan maksud ideologi ini dengan lebih mendalam.
Sebelum itu, saya perlu membuat satu klarifikasi yang penting. Perkataan ‘liberal’ kerapkali disalahguna hinggakan penggunaannya kadang kala lari daripada maksud sebenarnya. Di Amerika Syarikat, perkataan liberal telah dicuri oleh mereka yang menyokong campur tangan kerajaan dalam hal ehwal peribadi rakyat (contohnya Parti Demokratik). Di Malaysia pula, jika disebut sahaja perkataan ‘liberal’, maka biasanya yang datang dalam fikiran ialah ‘Islam liberal’. Saya tidak termasuk dalam kedua-dua kelompok ini. Saya seorang yang berpegang dengan falsafah liberalisme klasik, atau, di Amerika, biasanya ia dipanggil falsafah libertarianisme. Untuk mengelakkan lebih banyak salah faham, maka saya akan menggunakan perkataan libertarian dalam artikel ini.


Kedaulatan undang-undang

Liberalisme klasik atau libertarianisme bukan satu falsafah baru. Prinsip asas libertarianisme ialah keyakinan terhadap adanya satu “peraturan tertinggi”, dan prinsip ini boleh dikesan dalam falsafah lama Yahudi dan Greek purba. Prinsip ini bermaksud semua manusia, daripada pemerintah kepada yang diperintah, adalah tertakluk kepada sebuah peraturan yang sama. Kedatangan Islam pula telah memperkukuh keyakinan terhadap prinsip “peraturan tertinggi” yang diteroka sejak sebelum zaman Nabi Musa lagi. Malahan Islam dengan jelas mengajar bahawa mereka yang berkuasa tidak boleh sewenang-wenangnya menggunakan kuasa mereka untuk memaksa rakyat mengikut telunjuk mereka. Pemerintah juga tertakluk kepada undang-undang.
Libertarianisme tidak menyeru kepada pemansuhan atau pengabaian terhadap peraturan dan undang-undang. Sebaliknya, libertarianisme adalah satu panggilan agar semua manusia mematuhi undang-undang yang sama tanpa pengecualian kerana wujudnya kedaulatan undang-undang. Konsep ini adalah perlindungan terbaik daripada kediktatoran dan totalitarianisme. Jika tidak wujud kedaulatan undang-undang, maka yang berdaulat adalah manusia. Perampasan kedaulatan undang-undang oleh segelintir manusia yand memerintah akan membolehkan mereka memaksa rakyat hidup mengikut telunjuk mereka. Sekiranya prinsip asas libertarianisme ini tidak dihiraukan, maka akan wujudlah totalitarianisme seperti di negara-negara komunis dan fasis yang pastinya tidak Islamik.

Kerajaan terhad

Pemerintah mempunyai kuasa untuk memaksa orang bawahan tunduk kepada mereka dengan menggunakan akta-akta parlimen, peraturan, undang-undang, tentera, polis, dan sebagainya. Pendek kata, wujud ketidaksamarataan kuasa antara rakyat dan pemerintah. Untuk memastikan pemerintah tidak menyalahgunakan kuasa mereka, maka kuasa kerajaan perlu dihadkan. Tanpa had yang jelas, kerajaan berkuasa penuh untuk meluluskan undang-undang dan akta-akta yang mengongkong kehidupan manusia, seterusnya melahirkan satu sistem yang tidak ubah seperti kediktatoran. Prinsip kerajaan terhad ini juga satu prinsip yang penting dalam libertarianisme.
Kuasa kerajaan terhasil daripada amanah yang diberikan oleh rakyat. Tetapi kerajaan boleh menjadi terlalu berkuasa sehingga ia mencengkan dan membahayakan rakyat itu sendiri terutamanya apabila kerajaan meluluskan peraturan-peraturan yang memaksa rakyat taat dan patuh kepada mereka. Untuk menghadkan kuasa kerajaan dan menghalang mereka daripada menjadi diktator, maka negara-negara biasanya mempunyai perlembagaan yang memperinci dan memperjelaskan sempadan antara hak kerajaan dan hak rakyat.
Sebagai seorang Muslim, saya menentang sepenuhnya konsep kediktatoran dan pemusatan kuasa. Islam tidak mempunyai kuasa pentadbiran berpusat dan dengan itu Islam mempertanggungjawabkan penganutnya untuk memilih cara hidup yang terbaik, dan menganjurkan agar penganutnya menuntut ilmu agar mereka boleh membuat keputusan yang tepat. Inilah sebabnya kenapa saya juga yakin bahawa pemerintah mestilah memperkuasa rakyat untuk membuat keputusan yang terbaik dan tidak memaksa rakyat patuh kepada keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintah sahaja.

Individu merdeka

Apabila kuasa sesebuah kerajaan dihadkan, maka setiap individu rakyat menjadi merdeka untuk memilih apa yang terbaik untuk kehidupan mereka selagi mana mereka tidak melakukan keburukan terhadap orang lain. Libertarianisme melihat individu sebagai elemen paling asas dalam masyarakat kerana perkumpulan individu-individu inilah yang akhirnya membentuk sesebuah masyarakat. Setiap individu merdeka boleh memilih apa yang terbaik untuk mereka, berdasarkan pengetahun mereka sendiri. Prinsip individu merdeka ini selaras dengan keyakinan kita bahawa Islam datang untuk memerdekakan manusia daripada perhambaan sesama manusia agar seseorang Muslim itu boleh memperhambaan diri kepada Allah semata-mata. Menafikan kemerdekaan individu adalah seolah-oleh menafikan satu anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Sebagai seorang Muslim, saya melihat mereka yang memperhambakan manusia lain seolah-olah cuba merampas tempat Allah dalam kehidupan manusia.
Setiap individu mestilah menghormati maruah individu lain tanpa mengira agama, bangsa atau jantina mereka. Ini bermaksud kita perlu menghormati perbezaan antara satu individu dengan individu lain. Konsep individu merdeka juga bermaksud setiap individu mempunyai hak dan tanggungjawab, seperti hak untuk dihormati oleh orang lain, dan tanggungjawab untuk menghormati orang lain. Paling penting sekali, konsep individu merdeka bermaksud kerajaan tidak boleh masuk campur dalam hal-hal peribadi seseorang rakyat. Selagi mana individu tersebut tidak melakukan keburukan terhadap orang lain, selagi itulah kerajaan tidak boleh masuk campur.

Pasaran bebas

Memang diketahui umum bahawa seorang libertarian biasanya menyokong pasaran bebas. Tetapi terdapat banyak salah faham mengenai sebab kami menyokong pasaran bebas. Terdapat dakwaan bahawa kami menyokong pasaran bebas kerana kami tidak mempedulikan nasib golongan miskin dan kami mahu membiarkan wujudnya jurang antara kaya dan miskin. Tuduhan liar ini salah sama sekali.
Sebenarnya libertarian menyokong pasaran bebas kerana hanya sistem ini sahajalah yang boleh menjamin maruah individu dihormati. Pasaran bebas membolehkan setiap individu memilih sendiri barangan dan perkhidmatan menggunakan akal yang diberikan oleh Tuhan. Penafian kebolehan setiap individu untuk berfikir sendiri adalah seolah-olah menyatakan bahawa mereka itu semuanya bodoh kerana tidak boleh berfikir sendiri. Menyekat pilihan di pasaran seolah-olah menafikan anugerah akal pemberian Tuhan kepada manusia. Tidak ada penghinaan yang lebih besar terhadap maruah seseorang manusia selain itu.
Sesetengah pihak, terutamanya golongan sosialis, suka berhujah bahawa kerajaan perlu memastikan kesamarataan dalam masyarakat. Mereka ini salah dari dua sudut. Pertama, sebagai seorang Muslim, saya percaya bahawa Tuhan telah menciptakan kita semuanya samarata. Ini lebih penting daripada apa-apa usaha kerajaan untuk mewujudkan kesamarataan ekonomi, terutamanya jika usaha kerajaan tersebut membayangkan seolah-olah Allah tidak memberikan saya akal untuk membuat keputusan sendiri. Kedua, kita boleh melihat sendiri betapa setiap kali kerajaan cuba mewujudkan kesamarataan ekonomi, hasilnya adalah lebih banyak ketidaksamarataan. Contohnya, lihat sahaja Dasar Ekonomi Baru di Malaysia. Setelah berpuluh tahun kerajaan cuba memaksa rakyat menjadi sama rata, adakah usaha tersebut berjaya? Sebab itulah saya bingung apabila saya mendengar ahli-ahli politik berkata bahawa mereka mahu memperbetulkan kegagalan kerajaan melalui lebih banyak campurtangan kerajaan dalam kehidupan rakyat, kali ini dengan cara mewujudkan negara kebajikan. Adakah kita mahu jatuh dalam lubang yang sama buat kali kedua?

Ke arah Malaysia berteraskan libertarianisme

Sebagai seorang Muslim, saya sering mengimbau sejarah umat Islam terdahulu dan bagaimana mereka membina tamadun yang masyhur tanpa banyak bergantung kepada sogokan kerajaan. Pada masa itu setiap manusia, baik pemerintah mahupun yang diperintah, tertakluk kepada undang-undang yang sama. Setiap Muslim bertanggungjawab terhadap tindakan masing-masing. Kerajaan pada masa itu lebih banyak berperanan dalam bidang pertahanan dan keamanan. Umat Islam pada waktu itu merupakan pedagang yang berjaya dan mereka beroperasi dalam sistem pasaran global yang bebas. Rasulullah (s.a.w.) dan isteri Baginda merupakan peniaga-peniaga yang berjaya. Ramai sahabat (r.a.) yang turut menjadi kaya raya hasil titik peluh mereka sendiri. Mereka semuanya beroperasi dalam sistem pasaran dunia yang terbuka. Malahan, kerajaan pada zaman awal kegemilangan Islam tidak campurtangan dalam urusan pendidikan, kesihatan mahupun pengurusan masjid. Semuanya diuruskan sendiri oleh rakyat, biasanya melalui sistem wakaf. Hasilnya, masjid-masjid, pusat pusat pengajian, dan juga banyak lagi perkhidmatan-perkhidmatan awam, dapat berfungsi dengan cemerlang demi kebaikan rakyat, tanpa sebarang gangguan politik.
Saya berkeyakinan bahawa itulah model terbaik untuk Malaysia. Falsafah libertarianisme mendokong kedaulatan undang-undang dan sistem pasaran bebas, menyeru agar kuasa pemerintah dihadkan, dan menutut agar manusia dimerdekakan daripada penghambaan sesama manusia supaya tidak ada manusia lain yang boleh merompak kedudukan Tuhan dalam kehidupan kita. Sebagai seorang Muslim, bolehkah saya menentang semua ini?


--------------------------Wan Saiful Wan Jan ialah Ketua Pengarah Malaysia Think Tank dan Editor WauBebas.org. Artikel ini disiarkan oleh Malaysiakini (4 Sept 08) dan telah diterjemahkan ke Bahasa Perancis, Bahasa Parsi dan Bahasa Arab.